Kurang lebih 490 tahun lalu, 24 September 1526 M bertepatan
6 Zulhijjah 632 H terjadi peristiwa bersejarah yang kemudian menjadi hari lahir
Kota Banjarmasin. Ketika itu Pangeran Samudera (Raja Banjar saat itu) memeluk agama
Islam, setelah memenangkan perang saudara (akibat perebutan kekuasaan) dengan
Pangeran Tumenggung (paman Pangeran Samudera). Sejak saat itu kerajaan Banjar
menjadi Kerajaan Islam Banjar dan Pangeran Samudera berganti nama menjadi
Sultan Suriansyah.
Kota Banjarmasin yang “hanya” memiliki luas kurang lebih
72 Km2 , sebagian daratan Kota Banjarmasin berada di tepian Sungai
Barito dan wilayahnya dibelah oleh Sungai Martapura serta beberapa sungai kecil.
Banjarmasin dikenal sebagai kota sungai dan mendapat julukan kota seribu sungai
karena banyaknya jumlah sungai yang melintas di kota Banjarmasin. Lazimnya kota
besar di Indonesia, Banjarmasin terdiri dari berbagai macam suku. Selain dihuni
oleh mayoritas suku Banjar dan Dayak sebagai penduduk asli, Banjarmasin juga
dihuni oleh suku Jawa, suku Bugis, suku Madura, Suku Sunda, serta keturunan
Arab, Cina dan Eropa. Banyaknya pendatang di kota ini dipengaruhi oleh sikap
terbuka dan keramah tamahan penduduk asli sehingga menjadi daya tarik pendatang
untuk berinteraksi sosial dan menetap di Banjarmasin.
Kota Besar dan Modern
Dalam perkembangannya, Kota Banjarmasin mengalami
kemajuan yang sangat pesat jika dibanding era 10-20 tahun lalu. Perkembangan terjadi
pada berbagai bidang infrastruktur, perekonomian, teknologi, pendidikan,
pariwisata dan lain lain. Perkembangan tersebut membawa perubahan wajah Kota
Banjarmasin menjadi kota yang modern. Hal ini seiring dengan telah ditetapkannya
Kota Banjarmasin sebagai Kota Metropolitan oleh
Pemerintah Pusat. Penetapan ini diperkuat dengan Surat Keputusan Gubernur
Kalsel Nomor 188.44/0295/KUM/2012 tanggal 18 Juni 2012 tentang Pembentukan
Badan Koordinasi Kerjasama Pembangunan Kawasan Perkotaan Metropolitan Banjar
Bakula.
Dalam pandangan pribadi penulis, ada beberapa aspek pendukung
yang menjadikan Banjarmasin sebagai kota besar yang maju dan modern.
1. Letak
geografis Kota Banjarmasin yang sangat strategis, berada di perlintasan
perairan dan udara antara wilayah Barat dan Tengah Indonesia. Memiliki
pelabuhan laut yang terhubung ke Pulau Jawa (bagian Barat) dan Sulawesi (bagian
Tengah menuju ke Timur) sehingga sangat mendukung kegiatan ekspidisi barang
dari dan ke wilayah Barat dan Tengah.
2. Merupakan salah
satu Kota Metropolitan di Indonesia. Banjarmasin ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat sebagai Kota Metropolitan ke 9 dari 10 Kota Metropolitan di Indonesia.
Konsep nama yang digunakan dalam penyebutan Kota Metropolitan Banjarmasin yaitu
Banjar Bakula, akronim dari Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar, sebagian Barito
Kuala dan sebagian Tanah Laut.
3. Memiliki potensi
keunikan/ciri tertentu suatu wilayah yaitu kota yang memiliki banyak sungai.
Saat ini upaya dari Pemerintah Kota Banjarmasin sedang mempromosikan pariwisata berbasis sungai serta
program penataan kawasan tepian sungai. Hal ini diharapkan dapat mempercantik
wajah kota Banjarmasin dan mendukung pariwisata di Banjarmasin.
4. Perkembangan
pembangunan infrastruktur berskala nasional di Banjarmasin seperti peningkatan
kualitas jalan terutama dijalan protokol, pembangunan jembatan fly over, pembangunan jalan tol lingkar
dalam maupun luar kota.
5. Perekonomian
secara umum berkembang baik di kota ini karena adanya pusat bisnis (pasar
tradisional dan mall), perkantoran, perbankan, hotel, rumah makan/restoran, tempat
hiburan, kawasan pergudangan, pelabuhan peti kemas yang semuanya mendukung aktifitas
perekonomian di kota Banjarmasin. Meskipun perekonomian sempat melesu dalam
beberapa tahun terakhir akibat imbas bisnis batu bara yang mulai sepi, namun
bidang usaha lainnya masih tetap bertahan sehingga geliat transaksi
ekonomi/perdagangan masih tinggi dan menjadikan kota Banjarmasin tersibuk dibanding
kota lain di Kalimantan Selatan.
Perkembangan Pembangunan di
Banjarmasin
Pembangunan banyak dilakukan di kota ini semenjak
masuk dalam rencana sebagai Kota Metropolitan. Namun demikian, beberapa proyek
pembangunan besar, sebenarnya sudah banyak dikerjakan sebelum 2009 seperti pembangunan
taman siring jalan Sudirman, pelebaran/peningkatan jalan nasional dan kota,
infrastruktur air bersih, dan pembangunan ruang publik dan terbuka hijau.
Saat ini ada 2 sektor pengembangan pembangunan yang
sedang gencar digalakkan pada era Walikota Banjarmasin saat ini yaitu sungai
dan pariwisata. Sektor tersebut saling memiliki keterkaitan. Di Banjarmasin
saat ini, sungai menjadi elemen utama dalam mendukung program pengembangan
pariwisata. Hal ini karena sektor pariwisata di Banjarmasin banyak berhubungan
dengan sungai. Pariwisata berbasis sungai baik objeknya berada di tepi sungai
dan di sungai maupun sungainya itu sendiri. Menara pandang dan maskot Bekantan yang
berada di tepi sungai Martapura (jalan Piere Tendean). Sedangkan objek wisata
yang berada di sungai seperti pasar terapung dan wisata susur sungai.
Program pengembangan sungai ini sebenarnya sudah
dimulai sejak era Walikota sebelumnya. Namun gaungnya sangat terasa pada era
Walikota saat ini. Hal ini sangatlah wajar, karena program penataan sungai
masuk program prioritas dalam Visi Misi Walikota dan Wakil Walikota Banjarmasin
saat ini. Salah satu Misi Walikota/Wakil Walikota Banjarmasin periode 2016-2021
menyebutkan akan mewujudkan Kota Banjarmasin indah dengan penataan kota
berbasis tata ruang berbasis sungai, guna terwujud kota yang asri dan harmoni. Upaya
ini tidak lepas dari cita cita bersama untuk mengembalikan citra maupun
kejayaan kota sungai dimasa lalu. Meskipun perspektif kejayaan kota sungai
dimasa lalu mengalami pergeseran dibanding saat ini. Program pembangunan
berbasis sungai ini diawali dengan penataan kawasan bantaran/tepian sungai
dengan melakukan penertiban/pembebasan bangunan yang berada di tepian sungai
besar kemudian mempercantik kawasan tepian sungai besar tersebut dengan
membangun siring/taman siring. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan normalisasi
sungai khususnya aliran anak sungai besar, sehingga sungai akan terlihat indah
dan tidak terkesan kumuh lagi.
Penataan kawasan tepian sungai akan mendukung program
lainnya yaitu pengembangan pariwisata di kota Banjarmasin yang berbasis sungai
yaitu kegiatan pariwisata yang memanfaatkan tepian sungai dan sungai itu
sendiri untuk kegiatan pariwisata. Hal ini dapat dilihat pada kawasan siring
sungai Martapura yang berdiri bangunan Menara Pandang, tempat kuliner, maskot patung
Bekantan, dan tempat olahraga.
Adipura
Adipura merupakan penghargaan bagi kota yang berhasil
dalam pengelolaan kebersihan dan lingkungan perkotaan yang diberikan Pemerintah
Pusat melalui Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Pada tahun 2016 ini kota
Banjarmasin memperoleh piala Adipura (Kirana) setelah tahun sebelumnya juga
mendapatkannya. Adipura Kirana merupakan
penghargaan Adipura yang diberikan kepada kota yang mampu mendorong pertumbuhan
ekonomi melalui trade, tourism and
investment yang berbasis pengelolaan lingkungan hidup. Jalan untuk
mendapatkan Adipura ini sangatlah tidak mudah bagi Kota Banjarmasin. Berbagai
langkah dan upaya dilakukan Pemerintah Kota Banjarmasin supaya bisa mendapatkan
penghargaan tersebut. Adanya dukungan dan peran serta berbagai pihak baik dari
pihak Pemerintah Kota, petugas kebersihan (pasukan kuning), pihak swasta hingga
lapisan masyarakat. Pada tahun tahun mendatang diharapkan penghargaan Adipura
dapat dipertahankan dan ditingkatkan penghargaannya menjadi Adipura Paripurna,
penghargaan Adipura untuk kota yang mampu mencapai minimal 2 kategori tropi
Adipura.
Pada akhirnya, semakin banyak wisatawan yang datang
baik domestik mapun manca negara akan menjadikan Banjarmasin semakin dikenal
lebih luas lagi sebagai kota wisata sehingga mampu bersaing dengan kota kota
wisata lainnya di pulau Jawa. Mungkin itupun juga menjadi harapan Pemerintah
Kota Banjarmasin dan masyarakat kota Banjarmasin. Mari kita dukung bersama
mewujudkan Kota Banjarmasin menjadi Kota Banjarmasin Baiman (Bertakwa, Aman,
Indah, Maju, Amanah dan Nyaman).
(Tulisan ini terbit pada kolom Opini di SKH Media Kalimantan pada Senin 26 September 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar